Kamis, 16 April 2015

Baiat Aqabah pertama dan kedua


Baiat Aqabah Pertama

Di musim haji tahun ke-12 masas kerasulan, setelah setahun keislaman 6 orang dari suku khazraj, ada 12 orang penduduk yastrib yang datang ke Aqabah: 10 orang dari suku khazraj dan 2 orang dari suku Aus. Mereka bertemu dengan rasulullah dan melakukan baiat yang disebut dengan baiat Aqabah yang pertama.
Uabadah bin Shamit berkata, “kami berbaiat kepada Rasulullah sebelum perang diwajibkan kepada kami. Kami tidak akan menyekutukan Allah, kami tidak akan mencuri, kami tidak akan berzina, kami tidak akan membunuh anak-anak kami, kami tidak akan menciptakan kebohongan dan kami tidak akan membantah Rasulullah dalam kebaikan yang beliau ajarkan. Jika kalian memenuhi janji tersebut, maka kalian mendapatkan surga. Jika kalian melanggar salah satu janji tersebut, maka urusannya ada di tangan Allah: jika Allah menghendaki, Dia akan menyiksa kalian; jika Allah menghendaki, Allah akan mengampuni kalian.
Rasulullah lantas mengutus Mush’ab bin Umair bersama mereka untuk mengajarkan islam dan membacakan alquran kepada penduduk yastrib. Mush’ab juga mengimami shalat mereka. Dalam waktu singkat, Mush’ab menyebarkan islam disetiap rumah di madinah. Ia berhasil mengajak para tokoh madinah menjadi penolong islam. Di antara mereka adalah Sa’adz bin Muadz, Asid bin Al-Hadhir dan lain-lain.
Sebelum musim haji selanjutnya tiba, pada tahun ke-13, Mush’ab bin Umair kembali ke makkah dengan membawa kabar gembira buat Rasulullah. Ia mengabarkan tentang suku0suku yang ada di yastrib yang telah memeluk islam. Mereka telah memiliki kekuatan karena mulai bersatu.

Baiat Aqabah Kedua

Pada musim haji tahun ke-13 masa kenabian, 73 laki-laki dan 2 orang perempuan dari yastrib datang melakukan manasik haji. Mereka datang bersama jama’ah haji yang masih musyrik dari penduduk yastrib. Terjadilah pertemuan antara mereka dan Rasulullao yang ditemani paman oleh pamannya, Abbas. Ketika itu Abbas masih musyrik. Mereka bertemu di sebuah lembah di Aqabah., wilyah Mina, pada hari tasyriq. Lembah tersebut adalah tempat dilakukan lempar jumroh pertama kali. Pertemuan tersebut dilakukan secara sembunyi-sembunyi dalam kegelapan malam. Orang-orang Anshar kemudian berbaiat kepasda Rasulullah.
Isi baiat tersebut adalah komitmen kaum Anshar untuk membantu Rasulullah ketika hijrah ke yastrib. Mereka berjanji akan melindungi Rasulullah sebagaimana mereka melindungi diri sendiri. Setelah baiat tersebut, Rasulullah mengabarkan kepada mereka (Muhajirin) akan hijrah ke yastrib. Kaum Anshar harus menerima kaum Muhajirin serta menyiapkan tempat tinggal dan makanan buat mereka. Kaum Anshar menerima kabar itu dengan senag hati. Hingga suatu hari, komitmen kaum Ashar benar0benar dibuktikan dengan menyambut kedatangan kaum Muhajirin. Komitmen tersebut dibuktikan karena agma Allah dan karena Rasulullah. Semoga Allah meridhoi mereka semua.

Hikmah Peristiwa

Ketika kita telaah buku-buku sejarah dan biografi para sahabt Anshar yang ikut dalam baiat Aqabah, kita temukan bahwa sepertiga dari mereka (73 sahabat) telah meninggal sebagai syahid pada masa Nabi SAW atau setelahnya. Separuh dari mereka ikut dalam semua pertempuran bersama Rasulullah. 33 orang sahabat berada disisi Rasulullah disetiap peperangan yang diikuti Rasulullah. Sedangkan yang ikut perang Badar berjumlah sekitar 70 orang.
Kaum Anshar memenuhi janjinya kepada Allah dan Rasulullah. Diantara mereka ada yang meninggal sebagai syahid; adapula yang tetap hidup ikut tampil dalam kepemimpinan Daulah islam. Mereka ikut andil dalam setiap peristiwa yang terjadi, setelah Rasulullah SAW wafat. Dengan contoh-contoh ideal inilah daulah islam beridiri tegak. Contoh ideal yang memberi tanpa pamrih; mempersembahkan segala sesuatu dan tidak meminta balasan apapun kecuali surga. Lembaran-lembaran sejarah tidak akan cukup mencatat setip masa dan peran jiak tokoh-tokoh ideal itu harus dimasukkan dalam lembaran sejarah.